Sabtu, 29 Oktober 2011

Hari Pertama di Jakarta

Part 2

Aku cepat-cepat berlari ke arah suara itu. Ternyata adik ku yang memecahkan gelas. Bikin kaget saja.
#**#
*Besoknya
Hari ini adalah hari pertama ku sekolah di Jakarta. Aku memperkenalkan diri didepan kelas didampingi oleh kepala sekolah. Setelah itu aku duduk di bangku paling belakang, karena cuman bangku itu yang kosong. Aku berkenalan bersama teman sebangku ku. Namanya Dinda.
“haii namaku mollisa, kmu?” aku menjulurkan tanganku dengan seulas senyuman
“namaku dinda” dia lalu menerima uluran tanganku
Lalu Bu Nur yang merupakan guru Kesenian masuk ke kelas ku.
“Pagi anak-anak” sapa beliau
“Pagi juga bu” semua anak membalas sapaan bu nur
“Hari ini ibu akan membagi kelompok menjadi 4 orang, tugas kelompok ini dikerjakan di rumah salah satu anggota. Tugas yang ibu berikan adalah membuat kliping tentang kesenian budaya Jakarta. Terserah saja mau tarian atau semacamnya.Kelompok dipilih sendiri oleh kalian.” Ucap Bu Nur . Lalu kembali lagi berbicara “ Dan sekarang kalian kerjakan LKS hal 15-17.Mengerti?”
“iya bu” semua murit mengangguk dan melakukan apa yang diperintah Bu Nur
“Mol, kamu sekelompok sama aku, echa dan gita aja ya” ujar Dinda
“oke. Terserah aja. Dirumahku aja kerjainnya. Besok yah ”aku menyetujui.
Dinda mengganguk .“ Cha, git sama kita aja yah” kata dinda
“oke. Sama mollisa?” tanya Echa sambil memandangku dengan senyuman
“iya” kata dinda
“sipp” jawab gita
Aku hanya tersenyum dan kami melanjutkan mengerjakan Lks.
#*#
Besoknya,Sepulang sekolah, aku,Echi,Dinda dan Gita kerumahku untuk mengerjakan tugas Seni Budaya . Rumahku dah Sekolahku tidak jauh. Hanya cukup jalan kaki saja.
Sampai dirumah Echa terlihat kaget.
“Ca ngapain ngelamun ? ayok” ujar gita. Menghentikan lamunan Echa
“Ada sesuatu yang akan ku ceritakan padamu dan dinda” bisiknya
“oke” jawab gita
Aku mengajak mereka masuk dan pergi ke kamarku. Karena kamarku cukup luas untuk kami berempat.
“Eh aku ke dapur dulu yah mau ngambil makanan”
“oh ok sipp” mereka mengganguk
Sampai di dapur aku menggambil minuman dan cemilan buat mereka. Tiba –tiba aku merasa gelas di meja makan seperti bergerak. Saat aku melihat ke meja makan itu gelas itu tidak bergerak sama sekali. Aku semakin merinding saja. Aku cepat-cepat pergi meninggalkan dapur.
         #*#
“Oh jadi maksud kamu rumah ini berhantu?” tanya dinda setengah kaget.
“Iya. Pelankan suaramu”  ujar Echa setengah berbisik
“Apakah kita harus membicarakan ini ke Molli?” tanya Gita
“Aku binggung tapii......” ujar Echa.
Belum sempat Echa melanjutkan perkataannya. Mollisa sudah datang.
“Eh maaf lama” ujar ku sambil menaruh makanan dan minuman di meja
“iya gak papa” ujar dinda
“btw mol,ini rumah kamu ngontrak cuman sementara yah?” tanya Echa
“Iya. Kenapa? “
“mmm... gak papa” jawab Echa
“Kenapa sih? Kamu ku perhatikan daritadi kok kayak takut gitu?” tanya ku penasaran
“mmmm gemana yah?” Echa terlihat binggung. Sejenak dia menoleh ke arah Dinda dan Gita
“udah cerita aja ca” ujar Gita.
Dinda hanya mengganguk.
“Tapi kamu jangan marah ya?” tanya nya
“iya ca” jawabku semakin penasaran
“Sebenarnya rumah ini udah lama gak dihuni sama orang, Denger-denger sepasang suami istri adu cekcok mulut, kemudian suami membunuh istri dan anaknya. Lalu meninggalkan mereka dirumah ini. Tidak ada yang tau pasti akibat pertengkaran ini. Lalu rumah ini dijual dan dibeli oleh seseorang, kemudian dikontrakan" Echa lalu menarik napas dan melanjutkan ceritanya lagi " Yah begitulah ceritanya. Apa kamu merasa hal yang ganjil?"
"ya memang. hmm aku jadi takut ca"
"yasudah hati-hati aja dan banyak berdoa. Kamu kok sendirian  sih?"
"Iya mami dan papiku pulangnya malam nanti, Adeku pulangnya sore. kalian mau nungguin sampai adeku datag gak?" tanyaku
Mereka beradu pandang lalu mengganguk
"Yasudah sekarang kita kerjain tugas nya yuk" ujar ku sambil menggambil laptopku

Bersambung~


Tidak ada komentar:

Posting Komentar